Pesona di Balik Indahnya Kain Khayyamiyah

Bagi setiap umat muslim, bulan Ramadan menjadi salah satu momen yang sangat ditunggu-tunggu. Selain di dalamnya terdapat kewajiban untuk berpuasa, bulan Ramadan juga dipenuhi dengan serba-serbi tradisi unik dan beraneka ragam dari berbagai belahan dunia. Hal ini sebagai manifestasi atas kebahagiaan dan suka cita masyarakat untuk menyambut satu-satunya bulan suci yang diabadikan dalam nas al-Qur’an ini.

Sama halnya dengan Mesir,  Ramadan di negeri piramida terasa lebih unik daripada negara-negara lain. Ketika bulan Ramadan tiba, mendadak Mesir menjadi sebuah negeri yang sangat ramai dengan beragam hiasan dan pernak-pernik yang tersebar di sepanjang jalanan kota. Salah satunya adalah maraknya dekorasi kain bermotif khas yang menggantung di antara gedung-gedung atau tenda di sepanjang jalanan yang disebut dengan kain Khayyamiyah.

Asal-usul Khayyamiyah

Khayyamiyah merupakan salah satu kerajinan khas Mesir kuno yang berasal dari kata khayyam yang berarti tenda. Kerajinan ini identik dengan kain merah yang di dalamnya terdapat jahitan dengan corak khas ala Timur Tengah. Kerajinan Khayyamiyah mulai muncul sejak era kekuasaan Firaun Mesir Kuno. Ketika itu, Khayyamiyah hanya diperuntukkan bagi para mandor untuk mendirikan tenda saat pembangunan piramida. Egyptolog Maspero mengatakan dalam bukunya Al-Mummiyyat al-Malikiyyah, bahwa pada era dinasti kesebelas (2130-1991 SM) telah ditemukan sebuah tenda corak dari kulit.



Desain dan ciri khas Khayyamiyah

Desain Khayyamiyah memiliki corak beragam. Khayyamiyah khas Mesir terkenal dengan corak tumbuhan, hewan dan beberapa bentuk geometris seperti segitiga. Desain Khayyamiyah menggunakan perpaduan khat khufi dengan ciri setiap sudutnya yang tajam dalam menggambarkan tumbuhan dan khat nasakh untuk menggambarkan corak binatang.

Seiring berkembangnya Islam di Mesir, tepatnya ketika dinasti Fathimiyah mengambil alih peradaban, para pengrajin mulai memasukkan simbol dan nilai keislaman dalam desain kain Khayyamiyah.  Tidak hanya sebatas ilustrasi semata, setiap simbol yang di ukir memiliki filosofi dan makna pendekatan spiritual tersendiri, di antaranya adalah bentuk lingkaran 360° tanpa awal dan akhir sebagai representasi dari Tuhan yang Esa.

Baca juga: Menyambut Ramadan di Mesir dengan Gemerlapnya Fanus

Saat menjelang Ramadan , pengrajin Khayyamiyah akan mulai kebanjiran pesanan. Di negeri firaun, terdapat lokasi yang bernama Pasar Al-Khayyamiyah, sebuah daerah di kawasan Kairo Tengah yang dikenal sebagai produsen Khayyamiyah tertua sepanjang sejarah. Nama daerah ini dinisbatkan sesuai dengan mata pencaharian masyarakat setempat sebagai pengrajin Khayyamiyah yang keahliannya diwariskan secara turun-temurun. Menurut warga di sana, nama daerah ini sudah diresmikan oleh peguasa Mesir sejak era dinasti Mamluk, artinya usianya sudah lebih dari 600 tahun dan masih aktif hingga saat ini.

Jika kalian berkunjung ke Mesir, tidak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Pasar Al-Khayyamiyah ini. Kalian bisa membelinya sebagai cinderamata khas Mesir atau untuk sekedar oleh-oleh. Selain sebagai hiasan yang menggantung, kalian juga dapat memanfaatkan kain Khayyamiyah ini untuk menghiasi berbagai perabotan di rumah. Yang semakin menambah nuansa Timur Tengah di tempat tinggal kalian.


Penulis: Farah Fauzia Hasan

Editor: Wilhanul Haq 

 

Previous Post Next Post