Foto bersama DP IKAMARU RAM dengan Drs. KH. M. Najib Suyuthi M.Ag. |
Alqamaru.org, Kairo—Senin (12/6) dini hari, Romo Drs. KH. M. Najib Suyuthi, M.Ag. menginjakkan kaki di Bumi Kinanah. Dalam kedatangannya kali ini, Kiai Najib membawa misi besar dan cita-cita Pesantren Raudlatul Ulum sejak dahulu, yakni mengajukan syahadah Mu’adalah (sertifikat akreditasi) dari Al-Azhar. Akhirnya, tepat pada Kamis (15/6) lalu, beliau secara langsung bertatap muka dengan Dr. Nahla As-Shaidi sebagai Penasihat Syekh Al-Azhar untuk Urusan Mahasiswa Asing ditemani oleh beberapa anggota IKAMARU RAM. Setelah melalui proses yang panjang, hal yang ditunggu-tunggu akhirnya membuahkan hasil.
Foto Kiai Najib bersama Dr. Nahlah As-Shaidi |
Di tengah kesibukan dan jadwal beliau yang begitu padat, pada Jum’at (22/6) perwakilan DP dan MPA IKAMARU RAM berkesempatan untuk sowan mengunjungi persinggahan Romo Kiai Najib di Hay Sabi, Kairo, Mesir. Karena bertepatan dengan Ujian Termin Dua Universitas Al-Azhar, pertemuan ini diadakan kecil-kecilan.
Pada
kesempatan tersebut, dalam bincang santai dan ramah tamah, Kiai Najib selalu
mengingatkan agar tetap membawa nama baik almamater. Dalam pertemuan kali ini, beliau
memberikan beberapa wejangan untuk para IKAMARU RAM, antara lain:
1). “Jaga Almamater kalian, jangan dinodai
dengan perbuatan buruk yang tidak mencerminkan akhlakul karimah sebagai santri
Raudlatul Ulum”.
Akhlak menjadi poin
paling penting bagi seorang santri, bahkan Nabi Muhammad SAW diutus ke alam
semesta ini untuk menyempurnakan akhlak. Menjadi IKAMARU, tentu memiliki
tanggung jawab untuk menjaga almamater apalagi di negeri orang. Jangan sampai
nilai-nilai yang sudah ditanamkan sejak masih
menjadi santri di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum hilang begitu saja.
2). “Tetap pegang Akidah Aswaja dan Islam Wasathiyah”.
Seperti yang diketahui,
Mesir merupakan negara Islam yang
menjunjung tinggi adanya perbedaan, salah satunya perbedaan madzhab fikih. Di
era gencaran aliran-aliran yang menyesatkan, Kiai Najib terus-menerus
mengingatkan untuk selalu memegang teguh Aswaja yang diajarkan almamater dan Al-Azhar.
3). “Jangan bermain politik, apalagi di negeri
orang. Kalian disini cukup belajar dan belajar, Al-Azhar menyimpan banyak
mutiara. Jadi, jangan sia siakan kesempatan kalian”.
Belajar di al-Azhar merupakan kesempatan emas
yang selayaknya tidak untuk disia-siakan. Seperti yang selalu digaungkan
beliau, kesempatan tidak datang untuk kali kedua.
Terakhir, menjelang waktu shalat Jum’at kami pamit undur diri, ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Kiai Najib. Semoga, di lain kesempatan kita dapat dipertemukan dengan beliau di waktu yang lebih panjang.
Reporter : Naili
Mar’atil Fitriyah
Editor : Lum’atul Badril Hidayah