Mempelajari sejarah Nabi Muhammad Menurut Syekh al-Buthi


Mempelajari sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW tidak hanya dengan mengetahui suatu fakta peristiwa yang terjadi semata. Mempelajari sejarah Nabi juga dapat ditelisik dari berbagai sudut pandang. Sepeti halnya Syekh Said Ramadhan al-Buthi, yang melihat sejarah Nabi melalui sudut pandang diskursus fikih. Menurutnya, pengodifikasian diskursus fikih merupakan interpretasi dari sejarah Nabi Muhammad SAW.

Jika kita menilisik lebih jauh, lahirnya hukum fikih dikarenakan adanya peristiwa dan problematika yang terjadi pada saat itu, sehingga mengharuskan lahirnya hukum fikih. Mempelajari fikih dalam kehidupan Nabi tidak hanya terpaku pada kejadian-kejadian semata. Karena, untuk mempelajari fikih tentunya harus dibarengi dengan pemahaman kaidah-kaidah yang diperlukan dalam mempelajari fikih. Oleh sebab itu, seseorang yang mempelajari fikih dalam kehidupan Nabi tidak bisa disamakan dengan sejarawan yang hanya mempelajari peristiwa kehidupan Nabi saja.

Tujuan mempelajari fikih dalam kehidupan Nabi yaitu menjadikan seorang itu paham akan hakikat keislaman yang telah dilakukan Nabi semasa hidupnya. Artinya mempelajari fikih sejarah Nabi Muhammad menunjukan integritas dan orisinalitas identitas diskursus fikih. Ketika seseorang telah menempuh perjalanan memahami fikih melalui sejarah kehidupan Nabi, maka ia akan menemukan beberapa hal sebagai berikut ;

1. Paham akan karakter Nabi Muhammad, dengan bersandar pada sifat, perbuatan dan ketetapan Nabi. Sehingga akan melihat integritas keilmuan dan kebijaksanaannya dan menguatkan bahwa kecerdasan Nabi itu merupakan wahyu dan taufiq dari Allah.

2. Seseorang akan menemukan tauladan agung yang terdapat pada diri Nabi. Sehingga dapat dijadikan prinsip dan pedoman kehidupan sehari-hari. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21, yang artinya “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasululllah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

3. Seseorang akan mengetahui kedudukan, interpretasi dan implementasi Hadis sebagai tafsir dari al-Quran, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam diskursus usul fikih.

4. Dengan mengetahui sejarah kehidupan Nabi, seseorang akan mengetahui hukum yang telah diterapkan Nabi beserta akhlak Islam ketikan berinteraksi dengan sekelilingnya.

5. Dapat mencontoh kesungguhan dan kesabaran dalam berdakwah menghadapi rintangan dan tantangan demi menyampaikan Risalahnya serta keberaniannya dalam menyebarkan kebenaran.

Selain itu, Menurut Syekh Said Ramadhan al-Buthi, membaca sejarah kehidupan Nabi juga bisa ditelisik melalui karakter pribadi Nabi dalam mengatur dan menghadapi lika-liku kehidupan. Nabi Muhammad adalah seorang pemuda yang berakhlak dan baik budi pekertinya, pemimpin yang mampu mengatur segala aspek birokrasi kenegaraan dengan seksama dan bijaksana. Nabi juga baik dalam berinterkasi dengan orang yang tidak beriman dengan risalahnya. Maka tidak diragukan lagi, bahwa mempelajari sejarah kehidupan Nabi berguna untuk menunjukkan semua sisi kehidupan manusia yang berpatok pada perbuatan Nabi yang mulia dan sempurna dalam memberikan contoh menyelesaikan problematika kehidupan.

Tulisan ini disarikan dari mukadimah buku Fiqh as-Sîrah an-Nabawiyyah karya Syekh Said Ramadhan al-Buthi.

Penulis: Ahmad Farid

Previous Post Next Post